Pembelajaran Bermakna dengan Teknologi

Beberapa waktu lalu diminta mengisi materi mengenai pemanfaatan teknologi pada pembelajaran mendalam, akhirnya saya menggunakan buku Meaningful Learning With Technology sebagai salah satu referensinya.
Seperti kita ketahui, pada desain pembelajaran mendalam memuat leverage digital atau pemanfaatan digital, di samping praktik pedagogik, kemitraan pembelajaran, dan lingkungan pembelajaran. Dalam pembelajaran mendalam ini, pemanfaatan digital ini diterapkan untuk mencapai 6 kompetensi global dalam versi Fullan atau 8 kompetensi kelulusan pada pendidikan di Indonesia.
Pemanfaatan digital ini pun merupakan progres yang berkembang dari limited evidence (bukti terbatas), emerging (mulai muncul), accelerating (makin cepat), advanced (makin maju), dan proficient (mahir). Tingkat perkembangan ini tentunya dapat disesuaikan misalnya dari tidak berkembang - sedikit berkembang - berkembang - sangat berkembang.
Dalam pemanfaatan digital ini, kita juga perlu mengingat tentang SAMR yang dirancang oleh Dr. Ruben Puentendera sebagai tingkat pemanfaatan teknologi yakni Substitution, Augmentation, Modification, dan Redefinition. Tingkat kematangan ini, juga sebagai progress dari level dasar (beginner) sampai mahir (advanced).
Teknologi Memfasilitasi Pembelajaran Bermakna
Buku Meaningful Learning With Technology ini memfokuskan pada aktivitas pada pembelajaran bermakna, bukan pada teknologi itu sendiri. Pada buku ini dibahas mengenai :
- inkuiri dengan teknologi
- bereksperimen dengan teknologi
- mendesain dengan teknologi
- berkomunikasi dengan teknologi
- membangun komunitas dan kolaborasi dengan teknologi
- menulis dengan teknologi
- modeling dengan teknologi
- visualisasi dengan teknologi
- penilaian pembelajaran dan pengajaran bermakna dengan teknologi
Apa yang dapat dilakukan oleh teknologi tersebut akan menjadi bermakna jika disengaja, aktif, konstruktif, kooperatif, dan pembelajaran otentik. Karakteristik ini yang selanjutnya menjadi ciri pembelajaran bermakna itu saling bersinergi (saling berhubungan, interaktif, dan saling ketergantungan).
![]() |
Karakteristik Pembelajaran bermakna |
Di sini juga dibedakan antara belajar dari teknologi atau belajar dengan teknologi. Teknologi dengan perkembangannya bukan sekedar memproduksi ulang apa yang guru dan buku teks ajarkan. Tetapi penggunaan teknologi menggambarkan apa yang dikuasai oleh siswa. Teknologi tidak lebih efektif dalam mengajar kepada siswa dibandingkan guru, tetapi jika menganggap teknologi sebagai tool agar siswa dapat belajar dengannya, bukan darinya, maka akan ada perubahan besar bagaimana siswa belajar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan di sini adalah :
- Teknologi bukan sekedar sebagai perangkat keras. Teknologi juga mencakup desain dan lingkungan belajar, maupun teknik dan metode pembelajaran.
- Teknologi pembelajaran dapat berupa lingkungan atau serangkaian aktivitas yang dapat didefinisikan yang melibatkan peserta didik dalam pembelajaran aktif, konstruktif, disengaja, otentik, dan kooperatif.
- Teknologi bukanlah "konveyor" atau komunikator makna. Teknologi tidak dapat menjadi resep maupun mengontrol interaksi peserta didik.
- Teknologi mendukung pembelajaran yang bermakna ketika memenuhi kebutuhan pembelajaran.
- Teknologi harus berfungsi sebagai alat intelektual yang memungkinkan peserta didik membangun interpretasi dan representasi pribadi yang lebih bermakna tentang dunia.
- Siswa dan teknologi sebagai mitra.
Sekali lagi, teknologi bukan sebagai alat angkut tetapi sebagai fasilitator dalam berpikir. Bukan belajar dari teknologi tetapi belajar dengan teknologi.
Peran apa yang dapat dilakukan oleh teknologi untuk menjadikan pembelajaran tetap bermakna adalah sebagai berikut :
- Teknologi sebagai alat untuk mendukung konstruksi pengetahuan
- Teknologi sebagai wahana informasi untuk mengeksplorasi pengetahuan yang mendukung pembelajaran
- Teknologi sebagai konteks otentik untuk mendukung pembelajaran
- Teknologi sebagai media sosial untuk mendukung pembelajaran
- Teknologi sebagai mitra intelektual untuk mendukung pembelajaran
Jadi, selaku guru dalam kacamata SAMR perlu meningkatkan level penggunaan teknologinya bukan semata menggunakan teknologi dalam tataran substitusi tetapi menjadi augmentasi dan seterusnya.
Hal ini juga selaras dengan apa yang disampaikan oleh Fullan dan Langworthy (2014) dalam bagan berikut.
![]() |
Sumber :
A Rich Seam - How New Pedagogies Find Deep Learning |
Berdasarkan bagan di atas, tampak hubungan antara penggunaan teknologi dan penguasaan pengetahuan dari level dasar sampai level lanjut penggunaan teknologi. Jadi, ketika meminta siswa untuk menemukan informasi dari internet, keahlian rutin praktis dan prosedural, menyelesaikan tugas, serta menulis atau mengedit cerita, laporan maupun esai merupakan dasar-dasar penggunaan teknologi yang perlu ditingkatkan levelnya.
Bukan fokus pada penggunaan teknologi semata, tetapi untuk mendukung dan memfasilitasi agar pembelajaran tetap menjadi bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar